Jumat, 16 Januari 2009

Muslim Pembelajar

6 Ciri Muslim Pembelajar:

1. Kecerdasan (Dzaka)

Setiap orang pada dasarnya cerdas. Menurut Seorang pakar pendidikan yang bernama Bobbi Porter (penulis buku Quantum Learning), bahwa pada tahun kelima usia kita, sebenarnya kita sudah mempelajari 90% kata yang kita gunakan selama hidup ini. Ini menandakan bahwa telah tertanam dalam kita sebuah potensi yang luar biasa, suatu kelebihan yang hanya diberikan kepada manusia yakni kecerdasan. Tanpa harus sekolah pada seusia itu bisa mempelajari bahasa yang semula asing dengan baik dan semua itu dilakukan hanya dengan mendengar orang-orang disekitarnya berbicara sesuai dengan bahasa negaranya. Atau hanya dengan melihat dan mengamati, kita bisa tahu. Ada lagi fakta ilmiah yang dekmukakan oleh Richard Levington, katanya otak kita, para manusia sebenarnya terdiri dari 100 milyar neuron atau sel saraf. Sel saraf itulah yang memungkinkan kita untuk melakukan pemrosesan informasi atau yang kita sebut berfikir itu.

Proses berfikir itu sendiri pada manusia, kebanyakan yang digunakan 4-10 persen dari kapasitas otak sesungguhnya. Dengan memiliki 100 milyar neuron ini, dapat dianalogikan jika seluruh jaringan telepon didunia dikumpulkan, maka kemampuannya ekuivalen atau setara dengan kemampuan otak seukuran satu butir kacang tanah. Jadi jika otak kita dioptimalkan dengan benar, kemampuan kita lebih hebat dibanding seluruh jaringan telepon di dunia…hebat kan ??

Teori tentang kecerdasan di era modern ini telah mengalami perkembangan yang pesat, hal ini semakin memecahkan mitos yang menganggap cerdas itu hanya dalam pengetahuan saja, misalkan matematiknya bagus, IPA nya bagus atau ekonometrikanya jago. Teori ini sudah mulai luntur. Adalah Howard Gardner yang mengawali sebuah terobosan dengan mengkampanyekan temuan ilmiahnya, sehingga popular lah apa yang disebut Multiple Intelegence, ada delapan kecerdasan yang berlaku bagi manusia, yaitu :

· Kecerdasan linguistic (bahasa)

· Kecerdasan matematis (matematik)

· Visual/spasial (pandang ruang)

· Kinestetis (gerak)

· Musical (musik)

· Interpersonal (hubungan antar pribadi)

· Interpersonal (kekuatan pribadi)

· Intuisi (indra keenam)

2. Keseriusan (Hirsun)

Serius berarti terfokus dengan baik, ketika orang sedang membaca, mempelajari, mengamati, merenungi, atau menuliskan sesuatu, orang tersebut dalam keadaan alfa. Artinya menurut para ilmuwan otak, kondisi seperti ini adalah saat relaks dan tenang. Setelah ditemukannya EEG Electro Enchephalograph yang dapat mengukur denyut otak, gelombang energy otak manusia dapat dideteksi dalam empat keadaan, yakni Beta, Alfa, Teta dan Delta.

a. Beta, adalah saat kita melakukan sesuatu dalam kondisi sadar (the doing action state)

b. Keadaan alfa adalah keadaan saat otak kita relaks dan tenang

c. Keadaan Teta, aadalah keadaan dimana pikiran menjadi kreatif dan inspiratif, yang juga terjadi saat kita tertidur dan bermimpi

d. Keadaan Delta, yakni keadaan dimana gelombang otak pada saat kita tertidur lelap (deep dreamless state). Pada saat ini terjadi penyembuhan alami dan peremajaan sel-sel tubuh.

3. Kesungguhan dan ketekunan (Ijtihad)

Bersungguh-sungguh, namun penuh dengan rasa cinta. Kecintaan akan melahirkan rasa tanggung jawab dan tanggung jawab akan melahirkan kesungguhan. Jadi kesungguhan itu harus berasal dari diri kita sendiri. Ketika kita menginginkan berubah menjadi yang lebih baik, belajar tentang suatu hal dengan lebih baik, memahami sesuatu dengan leibh baik, keinginnan untu itu harus berasal dari diri kita sendiri (inside out) dan bukan rangsangan dari luar (outside out).

Misalnya kita ingin belajar untuk menjadi seorang yang pintar dalam berbicara atau berkomunikasi maka hal itu disebabkan karena keinginan kita sendiri bukan karena iming-iming hadiah misalnya. Hal itu penting, sebab jjika kita tergantung dengan iming-iming dari luar, kita akan menjadi yang rapuh dan tidak bersungguh-sungguh. Makanya bulatkan tekad, bila memiliki suatu keinginan atau niat. Semua niat akan bernilai ibadah, jika kita dasarkan hanya untuk Allah semata.

Dalam menempuh proses belajar, kita harus terus menerus berarti (istimrori) dan bertahap (taddaruj). Sebab otak kita memiliki kapasitas terbatas dalam menerima memory. Namun otak memiliki kualitas yang hamper tak terbatas untuk mengolahnya. Terus menerus berarti kita diharapkan tidak bosan walau setiap hari melahap hurup demi hurup dari buku, mendengar kata demi kata dari guru, dosen, atau murabbi. Terus-menerus mencoba menerapkan hasil belajar kita dalam kehidupan sambil sesekali gagal, meskipun sesekal jatuh.

Nothing in the world can take the place of persistence.

Talent will not; nothing is more common than unsuccessful men with great talent.

Genius will not; unrewarded genius is almost a proverb.

Education will not; the world is full of educated derelicts.

Persistence, determination alone are omnipotent

4. Materi (bulghoh)

Aspek materi berarti fasilitas yang kita miliki untuk mendapatkan ilmu itu, diantaranya adalah uang. Uang bisa kita gunakan untuk membeli buku, kursus, mendaftar seminar, mengakses data dan informasi dari internet. Saat ini sebenarnya fasilitas untuk belajar sangat banyak dan murah. Buku tidak harus diberi, kita bisa membacanya dengan gratis diperpustakaan atau meminjamnya.

Mengenai fasilitas yang minim atau terbatas, ada sebuah uswah dari tokoh Islam terkenal, yaitu Imam Syafi’I yang begitu menakjubkan. Beliau adalah seorang yang miskin, tetapi kondisi kemiskinannya tidak membuatnya mundur dari kegemaran belajar dan mengumpulkan informasi. Beliau menuliskan segala informasi yang didapat pada kertas-kerta bekas yang didapatnya dengan cara memulung. Ketika beliau mendapati bahwa bilik tempat tinggalnya menjadi sempit sebab kertas-kertas itu, maka sejak itu beliau bertekad untuk menghafalkannya.

Materi yang sejauh mana kita bersedia mengorbankan sesuatu demi mendapatkan sebuah ilmu. Sebesar apa pengorbanan kita berikan untuk belajar tentang sesuatu, walau itu membuat kita sakit bahkan menangis-nangis. Imam Syafi’I berkata, Barangsiapa yang tidak menikmati sulitnya belajar meski seat maka ia akan tertimpa kehinaan dan kebodohan sepanjang hayatnya.

5. Kedekatan dengan guru

Jika kita punya sahabat yang gemar terhadap ilmu, ia mirip sekali dengan apa yang disebutkan oleh Imam Syafi’I bahwa Seorang mukmin adalah seseorang yang tidak pernah kenyang dari mendengarkan kebaikan sampai dengan berakhir di surga.

Guru dalam hal ini memiliki peran strategi, dan guru disini tidak harus selalu yang memiliki jababat formal, seperti sekolah misalnya. Pokonya bisa siapa saja, yang memberikan input informasi buat kita.

Yang penting kedekatan dan keseriusan kita kepada guru secara psikologis akan merangsang sang guru untuk memberikan seluruh ilmunya kepada anak didiknya.

Itulah sebenarnya guru adalah jabatan yang paling mulia di dunia karena darinya terlahir manusia-manusia hebat sepanjang zaman. Seperti apa yang dikatakan oleh Andreas Harefa, tugas dan panggilan tertinggi seorang anak manusia adalah menjadi manusia guru. Ia bertanggung jawab untuk menciptakan sesuatu masyarakat pembelajar yangmelahirkan pemimpin pemimpin baru bagi sebuah bangsa, bagi bangsa-bangsa dan umat manusia masa depan.

“Tuntutlah ilmu dan belajarlah dengan ketenangan dan kehormatan diri, serata bersikap rendah hatilah kepada orang yang mengajar kamu. (H.R: Ath-Tabrani).

6. Waktu yang panjang

Seorang pembelajar semestinya meyakini bahwa sepanjang waktu hidupnya adalah laboratorium belajar raksasa. Ketika Ia bertemu dengan kegagalan, ia semestinya yakin bahwa Allah mengirimkannya agar kesuksesan yang nanti diraihnya terasa lebih manis. Ketika kehilangan menjumpainya maka ia pun yakin bahwa Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik, jika tidak di dunia maka ia akan memperolehnya di akhirat. Ketika ia bertemu dengan dengan orang-orang yang menyangsikannya (sangsi akan kemampuan-kemampuannya, sangsi akan karakter positifnya) maka ia yakin bahwa itu adalah kesempatan untuk bisa lebih memperbaiki.

Seorang mukmin itu mengherankan; semua urusannya baik. Jika mendapat rahmat ia bersyukur maka itu baik baginya, jika ditimpa musibah maka ia bersabar maka itu baik pula baginya. Dan itu tidak akan terjadi, kecuali dia seorang mukmin. (hadist Nabi)

Konsep berubah secara konstan memerlukan waktu yang tidak sedikit. Alwaktu juz’un minal ilaj, waktu adalah bagian dari perbaikan.

Maka seorang pembelajar adalah seorang yang yakin bahwa seluruh hidupnya dan waktunya adalah untuk belajar. Ketika ia bekerja maka sesungguhnya ia sedang belajar. Ketika ia menerima sesuatu yang tidak menyenangkan maka ia sedang belajar. Ketika ia ditimpa musibah, diberi kebahagiaan, danseterusnya pada hakikatnya ia sedang belajar.

Begitulah Sang Pembelajar Sedjati…


Tips bagi para Pembelajar :

· Sisihkan waktu belajar : Ilmu agama, Ilmu Dunia, dan kehidupan

· Sisihkan waktu untuk hal-hal yang dipelajari dengan : merenung, memahami, dan menuliskannya

· Miliki buku-buku sesuai dengan minat kita

· Buatlah ringkasan buku-buku yang pernah kita baca

· Buatlah kliping Koran atau majalah sesuai dengan minat kita

· Rajinlah mengisi diary untuk menuliskan peristiwa, pendapat, dan hikmah yang dapat kita ambil dalam kehidupan kita

· Milikilah perpustakaan pribadi

· Kunjungi orang-orang yang kita anggap sebagai sumber ilmu

· Hindari maksiat dan perbanyak tobat

· Berkumpulah dan berdiskusilah dengan orang-orang berilmu

· Jangan malu bertanya

· Belajarlah sepanjang hayat

Senin, 12 Januari 2009

kontemplasi...

Berikan yang Terbaik, Iringi kerja anda dengan ikhlas dan SEMANGAT!!!
Jaga nama baik diri, keluarga, kelompok (FOKAL) dan almamater….
**
Memang benar, hidup ini berjalan dalam harmoni yang dinamis. Selalu akan berkembang, berkembang dan berkembang. Tidak dihadirkan dalam suasana atau keadaan yang statis, kaku, dan penuh kesan mandeg. Kecuali itu datang dari persepsi manusia sendiri yang sedang mengalami depresi spirit untuk membangun.
Maka bagi kita-kita, sebagai agent of change, suatu keniscayaan untuk selalu menyikapi setiap perguliran waktu, perkembangan zaman dan kedinamisan hidup ini dengan sikap terbaik kita. Selalu ada pertimbangan yang adil dan proporsional untuk memutuskan apa yang akan diperbuat. Ini penting, mengingat potensi fitrah kita yang punya kemampuan memprediksi dengan daya analitis yang hanya dimiliki manusia, ini bermuara pada otak, instrumen penting bagi fungsi berifkir. Ada juga pertimbangan perasaan yang perannya akan saling melengkapi. Syaratnya, gunakan dengan prinsip seimbang, seimbang bukan berarti fifty-fifty tapi ada dalam batas yang proporsional. Satu kali lagi proporsional…
Dalam memaknai waktu, tak jarang kita dihadapkan pada fenomena yang cukup dilematis juga, kesannya sepele tapi bila kita perhatikan mendalam ada sesuatu yang luput dari perhatian. Sering kita bergumam “asa teu karasa nya waktu teh, kamari urang…ayeuna geus…deui”. Yang dikhawatirkan dalam “kasus” seperti ini adalah munculnya kesan nyantai dalam menjalani hidup, hirup sakasampeurna, tidak ada motivasi untuk menjadi yang terbaik, tidak punya peta kehidupan yang jelas. Jika gumaman “asa teu karasa nya waktu teh…” sering kita ungkapkan, mungkin kita sering menjalani hari di luar kesadaran atawa nyalindur. Bukankah yang terbaik kita lakukan adalah mengoreksi apa yang sudah kita capai dalam setiap detik perjalanan waktu ini? Seperti yang pernah diungkapkan seorang sahabat “Sahabatku, ternyata waktu terus berjalan tak henti, namun ada pertanyaan retoris, apa yang sudah kamu perbuat dari bangun sampai detik ini?”…
Sekarang pun kita sudah sampai di sini, di detik ini, jam ini, hari ini, minggu ini, bulan ini dan tahun ini. Adakah capaian yang sudah kita dapati? yang membanggakan diri, keluarga dan sahabat. Dan pertanyaan wajib, yang tidak boleh hilang “Apa yang sudah kita persembahkan untuk Allah swt ?” karena kita (di) hidup (kan) hanya untuk mengabdi…(@r’Z_)

sebuah kisah tentang sahabat


Alloh Yang Maha Mendengar. Bagi-Mu segala fuji ya…Robb, dengan senantiasa memohon rahmat, taufik dan hidayah-Mu. Berjuta keinginan, harapan, cita-cita dan ambisi yang slalu tumbuh tak mengenal ruang. Mudah-mudahan tak membuat hati ini bisa jauh dengan-Mu.
*
Telah sampailah aku disini, diwaktu yang entah keberapa detik, menit dan jam dari awal aku ada. Walau mungkin bisa saja itu dikalkulasi tapi, tak terpikir ke sana, mungkin buat apa??
Mudah-mudahan ketulusan hati, akan mampu untuk tak mengingkari sekecil apapun nikmat yang telah Alloh anugerahkan buat aku. Hingga terus tumbuh ungkapan syukur untuk Yang Slalu Hadir, Slalu ada dan terjaga mengurus makhluk-Nya, Alloh ya..Rohman.
17 Maret Kang Dede Ar ada visit to my kost, hingga 19 Maret. Merasa seneng bisa di kunjungi oleh sahabat lama. Yang mana sahabatku yang satu ini mah cukup perlente ‘n necis juga serta punya langkah yang kebilang panjang hingga pengalamannya pun slalu mecak untuk di tanggap.
Membawa misi silaturrahim, Alhamdulillah dalam kebersamaan yang singkat itu telah menambah eratnya rasa persahabatan dan persaudaraan yang kokoh(insya Alloh). Moga Alloh meridhoi.
Poin yang menarik tentangnnya dalam visit to Kota Kembang itu bagi saya adalah about his love story, yang membuat aku lieur. Bahkan lucunya lagi “da urang ge lieur, teu ngarti. Sukar untuk menjabarkannya dengan kata-kata” cenah kitu dia bilang. Tak bukan dan tak lain adalah tentang konsep hubungan ga hubungan tea. Mungkin itulah cinta. Ada yang mengatakan cinta itu misteri, ada yang mengatakan cinta itu indah tapi ada juga yang mengatakan cinta itu menyakitkan dan beragam pendapat lainnya lagi yang belum sempat ku rangkum. Yang jelas ketika hal ini masuk ke arena hidup kita tanpa kendali iman dan takwa maka terkadang logika di tempatin di urutan mana…inilah yang buahayya.
Jadi , aku hanya manggut-manggut aza. Ngasi komentar bila itu perlu atau terkadang ngasi tauziyah kecil, yang aku ga tau apa iya dianggap tauziyah oleh nya ato dianggap bobodoran yang engga lucu??i don’t.
Tapi bagaimana pun bentuknya Dede ar adalah sahabatku, sahabat sedjatiku, sahabat lamaku sedjak SMP yang hingga kini paling akrab dengan ku. Tentunya sudah menjadi suatu kewajiban untuk slalu men-support ke hal-hal yang positif dan mengingatkan andai itu ga baik.
Tentang cintanya itu, yang mungkin baginya sekarang adalah sebagai ajang proses pencarian jati diri dan manifestasi kedewasaan yang harus ditumbuh kembangkan. Katanya, kalo dulu mah punya special girl itu hanya tau dan ngenal yang namanya bobogohan aze dan luapan rasa yang berbunga-bunga kalo temu si dia, hingga kadang sok salah cabak. Yang slalu di bayangin teh indahnya aze tanpa visi dan misi yang jelas. Tapi sekarang, visi n’ misi itu adalah suatu keharusan kalo ga mau di cap sebagai playboy cap duren atau cap dodol….
Tak di pungkiri, kalo sahabat ku yang satu ini mah bisa di kata sudah banyak makan garam (makanya sering mules..) dalam urusan misteriuz ini. Tuda gaulna oge suka ga jauh-jauh dengan laut, air laut kan asin…ga nyambung ya??!!
Pernah beliau bilang “urang mah geus moal heuheureuyan deui jeung nu kararitu mah,bosen,dek serius wae’’. Aku yang dengernya Cuma mesem aza, tau itu Cuma banyol. Tapi bisa aza itu keluar dari puncak kesadarannya sebagai manusia yang sempurna…
Ok! De, secara prinsip mungkin aku bisa memahami mu akan apa yang dikau katakan tea padaku. Mudah-mudahan kamu bisa ngambil keputusan yang lebih tepat. Yang mana Alloh akan ridho terhadap langkah apa yang kamu ambil.
*
Bukankah dulu kau slalu mampir dalam cerita-cerita ku?
Bahkan untaian puisi terkadang turut singgah di ceritaku yang menyanjungmu. Perlahan itu
Terkikis . dan sekarang tinggallah cerita usang…
*
Dan putaran waktu pun mesti kita ikuti.benar, bahwa orientasi hidup kita adalah ke depan, bukan sebaliknya. Masa lalu hanya bisa kita jadikan sebagai cerminan dan pembelajaran.
Terima kasih atas kebersamaan mu bersama saya, sahabatku. Dalam berbagi,dan dalam suasana apapun yang pernah kita lalui bersama.
Moga Alloh Yang Maha Menatap senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah_Nya buat kita. Selamat jalan, keikhlasan doa ku yang akan turut menemani langkah suci mu. Serta orang tua mu dan orang terkasih yang senantiasa hadir kasih sayang nya dalam kalbu yang akan slalu menambah girrah hidupmu… Slamat jalan, kita saling mendoakan….(to Dede Ar,19 Maret ’07)

Sang Pejuang

Jika anda seorang pejuang sedjati, maka tak ada kata takut dalam kamus hidup anda
Teruslah berjalan dalam alur yang sudah ada. Dimana kita tinggal memilih, mau selamat atau mati sia-sia?
Mengenang masa lalu memang kadang terasa lebih indah, hingga kita terkadang ingin kembali lagi ke sana. Atau kadang pertanyaan klasik yang selalu muncul ‘apa mungkin kenangan itu akan terulang kembali?’
Tentunya itu tak salah?Cuma yang harus lebih sadar bahwa hidup ini orientasinya ke depan, bukan ke belakang. Asas antisipatif tentunya menjadi bagian yang penting dalam konteks ini. Apa yang sudah kita perbuat hari ini supaya lebih siap menghadapi hari esok?
Ilmu kita terbatas, pengalaman kita terbatas, indera kita mempunyai daya jangkau yang terbatas juga. Sementara kehidupan kian maju yang melahirkan masalah yang kompleks. Tiap hari adalah masalah, tiap jam adalah masalah bahkan tiap menit dan tiap detik pun masalah juga.
Mau apa kita?dan bisa apa kita?
Berharap pada pertolongan makhluk hanya kekecewaan yang kan terlahir, berharap kepada selain Alloh tentu itu adalah kesia-siaan.
Saatnya kembali pada Alloh. Pemilik segala kemuliaan. Yang lautan ampunan-Nya tiada bertepi. Yang curahan kasih sayang-Nya tak akan habis dan terkikis. Dialah sebaik-baiknya Penolong….hasbunalloh wani’mal wakiil ni’mal maula wani’mannashiir..

Kamis, 08 Januari 2009

Dendang si anak hilang…


Welcome to water land…wilujeng sumping di lemah cai…ahlan wasahlan...

Dan sederet kata lain yang mungkin akan menyambut kedatangan ‘si anak hilang’ ini. Meski sebutan itu terkesan provokatif, itu lebih baik ketimbang ungkapan lain yang mungkin teramat tendensius.

Kita akan bicara apa sekarang?

Seakan kelu lidah ini untuk diajak bicara, seakan tersekat kata ini untuk bisa diungkapkan…yang jelas, kita bahagia karena bisa lagi jumpa. Bertemu dan bercengkrama, mudah-mudahan kesempatan ini akan menjadi sebuah moment yang bisa kita sikapi dengan sikap terbaik kita…

Jika dulu kita bicara, dan kita ngobrol, diskusi, musyawarah, debat, bahkan hingga ke curhat akan menjadi suatu fenomena yang lazim atau lumrah kita temui. Lalu dengan datangnya waktu ini, dan bertemunya kita kembali di waktu ini, akankah memberi ruang yang sepadan dengan tema-tema komunikasi kita seperti dulu?

Ketika langkah ini mulai kita rasakan sebagai sesuatu yang tak mudah, kalau itu canggung di kata sulit.

Ketika jalan ini mulai kita rasakan betapa terjalnya itu sering kita rasakan, dan nurani yang kian terbuka kepekaannya dalam memaknai sketsa kehidupan yang semakin tereduksi oleh nilai-nilai sampah tapi banyak menggugah.

Disinilah (mungkin) saatnya untuk merubah, lebih bersikap dewasa agar bisa mendewsakan kita. Lebih peka terhadap apa yang terjadi di sekeliling, tak lagi kita menampakkan sikap yang eksklusif tapi mesti inklusif.

Suatu saat yang akan datang, mungkin saja akan terjadi suatu perbenturan interest, diantara individu, kelompok, yang mungkin memiliki korelasi dengan peran kita sebagai individu socialis. Pasti itu, saya yakin pasti akan terjadi. Karena, bukankah dalam setiap pengalaman yang tertemui oleh kita juga tak jarang memberikan cerminan yang teramat jelas? Tinggal kita mau jujur, dan berusaha untuk terus mengoreksinya dengan jujur pula.

Beginilah perjalanan, dan memang seperti inilah jalan yang telah dan sedang kita tempuh…

Kita akan terus maju, menyongsong hari yang kita sendiri pemeran utamanya. Real action!!

Alam Pangumbaraa, 5 January 2008 . Untuk seseorang…

Jumat, 02 Januari 2009


Hiking ceria FOKAL 2009/// 1 January 2009>>>Kamis

Sebuah catatan perjalanan:

Alhamduillah rangkaian acara yang telah digagas dalam rangka moment tahun baru 2009 terlaksana dengan baik. Hiking Ceria FOKAL 2009 dengan rute Taman Hutan Jayagiri – Tangkuban Parahu berjalan dengan penuh antusias dari peserta yang berasal ,dari FOKAL sendiri dan dari Sahabat-sahabat dari UPI, sahabat kost dan sahabat SMA. Inilah sepintas biodata singkat dari peserta :

No

Nama

‘negara’ asal

No Hape

e-mail

1

Asep Suryana

Cimanggu-FOKAL

081220433003

-

2

Vilda dewi

Silihwangi-FOKAL

085215935979

vilda_cute@yahoo.co.id

3

Sisilia Edoway

Papua

081394257077

Sisilia.edoway@yahoo.com

4

Imas Cici

Al-Mazaly

081220318456


5

A. Rezza S

Cianjur

085723019990


6

M. Fikri IF.

Al-Mazaly

081220029869


7

Atep Iswanto

Mzl-k

085294857124


8

Dede AR.

Mzl-k

081380011765


9

Asep Mulyono

Mzl-k

085220450174


10

Heris Kurniawan

Bogor



11

Taufik H

Garut

08382835350


12

Jamal I

Garut

085295137200


13

Muchyidin

Mzl-k

085220188956


14

Dadan

Mzl-k

085222933834


15

Imam

Mzl-k



16

Toto Mulyana*

Majalengka

081321027266


17

Wulan

Padalarang



18

Lukman N

Majalengka

081324608458


Berangkat awal dengan berkumpul terlebih dahulu di kampus UPI tepatnya di pelataran Masjid Al Furqan. Meski gejala ngaret agak mereduksi kualitas acara ini namun ketika peserta sudah pada berkumpul suasana menjadi clear dan tetap semangat untuk melanjutkan acara yang telah lama diagendakan ini. Hadir pula sahabat lama dari FOKAL sendiri, yang memang beliau ini begitu concern terhadap kiprah organisasi meski tak terlibat secara riil karena kesibukannya mungkin yang menghalangi, beliau adalah kang Toto Mulyana. Dengan mengendarai mobil dan ditemeni seekor anjing (mungkin kawan akrabnya sekarang) beliau datang menemui tim yang sedang bersiap untuk go ke ‘medan jihad’. Rada lama juga bercengkrama dengan beliau, pangling dari sisi tampilan yang bertambah ‘ngota’ namun suasana keakraban masih kaya dulu, ceria, humoris dan supel. Moga kebersamaan kita akan tetap terjaga dan lebih baik, ya To? Terima kasiha atas cemilannya dan air mineralnya..

Perjalanan darat dengan naik angkot ke Lembang berjalan dengan mulus, tampak suasana alam Lembang yang asri dan cukup alami memang begitu ramai apalagi dalam moment tahun baru ini, Lembang menjadi salah satu tujuan berlibur-ria bagi kebanyakan orang. Termasuk Tim FOKAL ini. Biaya transport 3.000 rupiah sudah disepakati dengan supir waktu awal pemberangkatan. Pembayaran Lunas tanpa ada system kredit. Sebelum memulai perjalanan yang memang cukup panjang ada briefing dulu, sekalian re-check kalau ada sesuatu yang dirasa kurang lengkap.

Perjalanan menuju Pos Masuk sekitar 30 menit, sambil menikmati pemandangan sekitar yang sungguh indah tim berjalan dengan beriringan, sambil bercengkrama, bersuka ria menikmati holiday ini. Sampailah di Pos masuk, sambil melepas lelah, beristirahat sejenak disaat itupun bernego dengan penjaga tiket, sudah sesuai dengan harga normal, 3000 rupiah harga tiket ga bisa di tawar lagi. 17 tiket pun akhirnya di borong dan dibagikan kepada semua peserta. Berfoto-foto pun menjadi menu utama di pos ini, pemandangan gunungnya yang indah dan sejuk serta alami menjadi bagian wajib yang harus didokumentasikan terlebih buat sahabat FOKAL yang jarang-jarang ngalanto ke daerah ini, menjadi kesempatan untuk diapreasiasikan sepuas-puasnya, jadi mumpung disini, karena kapan lagi mengalami moment sperti ini, heug deuih pulang ga akan lewat jalur Jayagiri lagi.

Inilah the riil start dari perjalanan acara ini. Ditemani pemandangan yang indah sekali, pesona indah alam Jayagiri menyajikan suatu pragment yang unik dan mengesankan, keindahan alamnya dengan hutan pinus yang memikat tak henti-hentinya membuat hati takjub akan ciptaan maha indah ini, yang telah Alloh Swt ciptakan dengan sempurna. Sepanjang perjalanan begitu indah dan menantang, meski menanjak. Dan cukup memacu adrenalin bekerja tapi di sinilah letak keindahan dan menariknya. Sajian alam yang unik dan sangat menarik akan menajdi obat penawar dari kepenatan perjalanan yang cukup melelahkan ini. Beberapa kali beristirahat untuk melepas lelah sejenak dan melepas dahaga sambil terus membaca ayat kauniyah ini, berusaha untuk membaca alam ini dengan dengan sudut pandang kejujuran…kesimpulan yang didapat ‘’Sungguh maha besar Alloh dengan segala ciptaannya, tak ada suatu kejadian yang diciptakan dengan kebetulan, semua tersusun dengan rapi teliti’’..

Kesan special ketika sampai di Puncak Jayagiri, sajian alam yang eksotik dengan pemandangan indah yang lepas ke arah timur, tempat ini cocok dijadikan tempat camping, waktu itupun ada beberapa tim yang sedang mengadakan camping, enggak tahu orang mana. Di sini istirahat cukup lama, tak lupa mengabadikan moment ini dengan kamera dan handycam, berfoto ria penuh suka cita, spanduk FOKAL menjadi wajib dibentangkan. Perjalanan pun maulai lagi, dari sini perjalanan harus lebih hati-hati karena sudah mulai masuk kawasan hutan Gunung Tangkuban Parahu, memasuki rimba, yang penuh dengan kakayon, pohon-pohon yang gede-gede,serta belukar yang pararoek, bersyukur medan tidak begitu terjal seterjal Ciremai, masih bisa ditolerir. Rute sengaja lewat jalur belakang artinya tidak melewati jalur masuk formal dari pintu tiket. Rute ini potong kompas. Tapi tetap ini jalur legal. Hampir rada tersesat, ketika mau ngambil rute yang belok kiri tapi rada ditu teuing jadi wae pas nanjak rada curam, tapi alhamddulillah ini manjadi tantangan yang menarik, dan semua menikmatinya, selamat lah sampai menemukan jalan raya.

Dari jalan raya ini langsung saja berjalan lagi menuju atas, tampat yang hendak di tuju. Luar biasa waktu itu, saking banyaknya pengunjung sampai jalanan macet, terutama yang hendak naik, mobil banyak yang berhenti sehingga para penumpang banyak yang memilih berjalanan. Kita alhamdulilah da niatna ge hiking jadi ga terpengaruh dengan suasana itu. Aroma khas tangkuban parahu sudah mulai tercium, yaitu bau belerang yang memang bau. Semakin dekat peserta semakin antusias, dan sampailah di tempat tujuan….”selamat datang Tim FOKAL di wilayah kami.. nikmati sajian pesona indah ini dan berbahagialah”..mungkin begitu seandainya Tangkuban Parahu bisa ngomong…

The riil session, tim diintruksikan untuk menyusuri tangkuban parahu ini dari pas awal hingga berjalan ke sebelah barat dan temu nanti di barat sana untuk sesi kumpul dan makan bareng, sekaligus sesi puncak acara ini. Tim terbagi tiga kelompok, kelompok Lukman gabung dengan Heris dan kawan-kawan di sana ada Sisilia dan Vilda, ada kelompok dadan bareng dengan Imam, dan ada kelompok Dede ar yang pasti korlapnya Cici yang sudah lebih tahu wilayah ini, di sini ada Asep sang caleg, reza dan D’ Fikry serta special a lone-nya Kang Dede.

Saya sendiri memilih kaditu kadieu, ini penting, karena sebagai komandan lapangan dan mungkin sesepuh dalam agenda ini jangan sampai terfokus sama satu kelompok saja, satu saat saya harus gabung denga kelompok Lukman yang bareng dengan jamal dkk, satu saat harus bareng dengan dadan, meskipun dadan juga seringnya bareng dengan tim lukman, dan satu saat saya juga harus bareng dengan tim Dede yang sering membimbing akhwat di sana ada lone specialnya, ada Cici, d Fikry dan reca serta Asep. Seperti pas perjalanan sebelum nyampai puncak saya kadang bareng di depan kadang pulan saya harus berjalan paling belakng. Ini intinya bukan terjadi suatu perpecahan, wajar saja, sebab akhwat dan ikhwan berbeda, kalau ikhwan leumpangna memang rada cepet, dan akhwat beda lagi, sesuatu yang wajar. Yang jelas kebersamaan tetap terjaga.

Sempet terjadi kesalahan teknis, ketika tim Lukman sudah ngumpul di tempat sebelah barat yang telah ditentukan, sementara dadan dan imam serta tim dede belum muncul-muncul, sudah empat kali bolak-balik diteangan can kapanggih bae, sementara lapar sudah mulai menyiksa, masih sabar menunggu, dan berusaha dihubungi lewat telpon dan sms tapi berhubung sinyal operator jelek jadi susah. Akhirnya sma pun datang, katanya berada di bawah museum, lalau disusulan dan Alhamdulillah kapanggih sedang terdampar dan melepas lelah. Terkumpul sudah dan sesi makan pun berjalan dengan cukup seru dilanjutkan dengan sesi inti, acara tuker kado dipandu dengan presenter handal, Cici, acara berlangsung dengan seru.

Dalam rangkaian ini, acara yang tak kalah menariknya adalah saat sesi dialog, semua memberikomentar, perkelanan pribadi, dan kesan pesan terhadap acara serta terhadap FOKAL. Karena dalam sesi ini terjadi suatu komunikasi yang cukup intens, artinya pesrta bisa lebih kenal cukup jelas. Sekitar jam 3.20 acara usai dilanjut dengan Shalat serta having fun. Ga begitu lama, karena muru waktu, heug kawah Domas belum terkunjungi, tapi sempet cuap-cuap di atas museum dan sesi foto bareng meski ga semua.

Perjalanan di lanjut ke kawah domas dengan rute menurun dari kawah utama, yaitu kawah ratu. Menempuh jarak sekitar 1,2 km. tim masih penuh antusias, terutama karena mau ngjugjug kawah domas, terlebihbuat mProf yang belum bisan nagalnto ke tempat ini, kawah domas menjadi tempat yang diimpikannya siang malam, dan ketika ada rapat kecil di atas mau memutuskan apakah jadi ke kawah domas apa enggak karena berhubung waktu mepet, beliau dengan tegas menyatakan sikap nya, bahwa harus turun ke kawah domas apapun alasannya. Pastinya buat sahabat FOKAL juga, terutama yangbelum pernah, ini menjadi moment yang penting, karena kapan lagi atuh berkunjung ke tangkuban parahu ini, tanggung, jadi kunjungi saja objek-objek yang ada di sini.

Dan sampailah di kawah unik ini, kawah yang bentuk nya bukan merupakan suatu cekungan tapi sebuah bentangan tebing yang sangat landai berwarna putih dengan kepulan asap-asap belerang, ada sumur-sumur kecil yang mengeluarkan gas yang tidak beracun, serta ada satu sumur yang paling besar dengan diameter sekitar satu meter, di sini biasanya pengunjung ngulub endog, panasnya air karena mendidih tersebut bisa dijadikan sarana ngulub endog yang menyenangkan. Presiden FOKAL, Lukman pun mencoba menguji keabsahan tersebut dengan mengulub endog yang dia beli dari warung sekitar. Sayangnya hanya sampai setengah mateng da sakeudeung pisah ngulubna.

Foto bersama pun terjadi dengan seru di wilayah kawah ini, bentangan spanduk FOKAL menjadi akan berharga sebagai saksi bahwa FOKAL telah berani melakukan adventure yang sangat menantang dan menarik ini.

Inilah objek terkahir yang dikunjungi, setelah ini tim pulang via jalur Subang dengan naik mobil area parker Kawah Domas menuju Lembang, waktu magrib sudah tiba ketika keluar dari pintu gerbang tangkuban Parahu. Dari lembang Tim dibagi-bagi untuk bisa menuju Ledeng, pertimbangannya karena mobil penuh dan ongkos yang dimonopli. Kelompok Lukman duluan kemudian dadan kedua dan kelompok Dede didalamnya termasuk saya yang berangkat terkahir, jalur Lembang waktu macet total, hingga rute angkot dialihkan ke Parongpong hasilnya kelompok saya bisa sampai lebih dulu ketimbang dadan yang lebih duluan dari saya berangkatnya.

Ledeng pun tersampeur deui, dan disinilah persipasahan dengan kelompok Cici, di sini ada Asep sang caleg tea, ada Rezza dan d’ Fikri. Mereka ini akan meneruskan perjalananya menuju habitat asal di Dayeuh Kolot sana, sedangkan Kang dede, dan rombongan dari Unjani, harus ke kosan saya dulu ngambil motor. Dan agenda pun dianggap usai.

Alhamdulillah. Berjalan dengan baik, meski kendala-kendala bisa ditemui dalam beberapa sesi. Dan penilaian dari acara ini bisa berbeda dari setiap personal yang ikut, subyektifitas akan berlaku di sini, yang jelas, akan memiliki kesan tersendiri, suatu kebanggaan ketika mendongengkan acari kepihak lain dan ketika ngobrol-ngobrol dengan personal ini suatu saat jika ada kesempatan berkumpul. Pasti akan seru…

Terima kasih buat semuanya, sahabat FOKAL, Sahabat dari Seperjuangan saya di EKOP 2005 Heris dan Jamal, juga Taufik dari Fisika, serta Dadan dari Kimia dan Asep dari Elektro serta Imam, Aa Mumuh dari UNPAD yang selalu antusias jika diajakan gabung dalam setiap acara kebersamaan, dari saya atas nama FOKAL thank’s banget buat Aa Mumuh. Dari Unjani ada Sisilia, hatur nuhun (he..he.. tau hatur nuhun?taroskeun geura ka Vilda) yang udah jauh-jauh dari Papua untuk ngikutin agenda FOKAL..he..he..tapi ketang bukan jauh-jauh dari sana kan? Ya pokonya terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya.

Ada Aa Toto yang meski ga gabung dalam acara intinya, tapi kunjungannya itu untuk manggihan kami-kami sungguh sangat berarti sekali. Juga buat Rezza yang udah jauh-jauh Cianjur sana, serta Asep sang Caleg yang sudah menyempatkan diri ditengah kesibukan kampanyenya. Juga buat D’ Fikri, yang sedang berlibur bersama teteh tercintannya. Juga Vilda yang gi kuliah di UNJANI, yang telah memberikan warna indah dalam agenda ini. Oya juga buat Wulan ya(eta meureun ngaranna, ke ah urang Tanya ke kang dede na)? Yang merupakan sahana Kang dede ar eta teh?

Tentunya buat sahabat FOKAL yang lain, pemegang lalakon dalam agenda Aventure ini : Kakang Lukman, Presiden FOKAL, yang melaan jauh-jauh datang dari lembur untuk bergabung dan melakukan bebrapa lawatan silaturahminya di bandung ini, semoga kebersamaan ini akan menuai pahala, ada kesan dan hikmah yang di dapat dari perjalanan ini. Juga ada protogonis lainnya yang tak kalah penting dalam agenda ini, Imas Cici Handayani, ato ibunda Guru ato Cici atau Icha, partisipasi, support dan kontribusinya sungguh begitu berarti, thank banget pokona mah, (dan apa sebenarnya yang terjadi selama ini?).

Dan hakikatnya semua harus berterima kasih kepada yang telah menakdirkan agenda kebersamaan ini berjalan dengan baik, yang melindungi kita dalam perjalanan, Alloh Swt. Ucap semua Subhanalloh Alhamdulillah laailaha illalalloh..allohu akbar